Rumus Gak Gampang Nyerah #titikjiwa

Jadi makin pintar usaha sendiri

Gratis berlangganan newsletter yang kami kirimkan 1 minggu sekali berisi berbagai informasi dan tips usaha sendiri.

Apa sih yang membuat kita gak gampang menyerah ? jawabannya adalah “Sensasi adanya kemajuan (progress)” 

Sensasi progress adalah feedback dari usaha (effort) yang kita lakukan. Bayangkan kita sedang berlari marathon di kondisi alam yang berbukit dan tanah lapang. Pada saat kita merasa bisa berlari dengan tenang tanpa merasa lelah berlebih maka kita akan merasakan senang dan puas akan hasil kerja kita. Disisi lain saat kita berlari menanjak dan secara fisik tertantang, terasa lelah dan mulai nyeri atau sakit di kaki, kita mulai memperlambat langkah dan mulai berfikir untuk menyerah.

Ketika kita berlari di tanah lapang yang datar kita merasakan usaha memberikan sensasi progress yang besar  maka kita tidak menyerah, disaat berlari di bukit terjal , usaha memberikan sensasi progress yang kecil sehingga kita mulai mempertanyakan motivasi dan mulai menyerah.

Sensasi Progress sama atau lebih besar dari usaha = Semangat untuk terus maju

Sensasi Progress lebih sedikit dari usaha = Potensi untuk menyerah

Semua penulis ternama mengetahui untuk tidak mengharapkan tulisan yang sempurna di draft pertama. Ini adalah salah satu contoh mengatur ekspektasi sensasi progress. 

Penulis pertama menyadari kemampuan dirinya bahwa pada tulisan pertama hasilnya tidak mungkin sempurna, hal ini menyebabkan penulis tersebut tidak menyerah pada draft pertama dan terus bekerja untuk menyempurnakan tulisannya.

 

Dengan mengetahui kemampuan diri kita sendiri , menerima dan menyelaraskan kemampuan diri kita dengan ekspektasi sensasi progress maka kita akan membangun kegigihan dalam diri kita dan tidak mudah menyerah. 

 

Jadi rumus untuk gak gampang menyerah adalah :

Menyadari + menerima + menyelaraskan kemampuan diri sendiri = (seimbang dengan) ekspektasi Sensasi Progress

CARA UNTUK MAWAS DIRI AGAR GAK MUDAH MENYERAH

  1. Tetapkan Cita Cita / Tujuan yang sedikit (saja) gak masuk akal.
    Untuk terus berkembang maju kita perlu membuat cita cita yang tinggi namun hanya sedikit saja diluar jangkauan kemampuan diri kita, ingat kita harus mawas diri ! Sedikit diluar jangkauan diri kita artinya kita tahu apa yang dibutuhkan untuk mendongkrak kemampuan / keahlian kita agar mencapai cita cita kita. Apakah kita belajar keterampilan baru atau mencari kenalan baru.
  2. Tetapkan Cita Cita / Tujuan yang kita memang perduli.
    Sebuah universitas Belanda melakukan penelitian kenapa beberapa individu berhasil mencapai cita citanya dan yang lain tidak. Dari penelitian ditemukan bahwa individu yang mencapai cita citanya memiliki kepedulian (emosi) yang tinggi terhadap cita citanya. Mereka yang gagal mencapai cita citanya kebanyakan karena cita cita itu ditetapkan oleh orang lain seperti orang tua, atasan atau teman teman.Cita cita yang berasal dari dalam diri memiliki emosi positif yang mendorong individu untuk mencapai cita citanya. Kembali lagi mawas diri terhadap kemampuan diri dan menyelaraskan dengan cita cita pribadi menjadi kombinasi yang ampuh dalam pencapain cita cita.
  3. Tetapkan garis finish yang bersahabat.
    Harus ranking 1, ranking 2 itu gak ada artinya” Menetapkan garis finish dengan defenisi yang keras seperti ini menyebabkan orang orang untuk mudah menyerah . “Buat apa kita usahakan lagi, ranking 2 gak ada artinya, sudah nyerah saja” Padahal kenyataannya mendapatkan posisi ranking 2 berarti kita berhasil mengembangkan kemampuan diri dan sudah berproses maju menjadi lebih baik dari sebelumnya.Menetapkan definisi sukses yang salah, sering menyebabkan seseorang untuk menyerah ditengah jalan.Tetapkan lah definisi sukses seperti bermain lego, dimana satu kesuksesan menambah tumpukan kemampuan dan keahlian diri kita menjadi lebih tinggi, menambah satu langkah menuju diri kita yang lebih baik
  4. Istirahat saat Stress karena Stress bikin parno.
    Universitas Nantes di perancis ingin melihat bagaimana kondisi stress membuat seseorang tambah parno. Sebuah kelompok dibuat stress dengan cara dikurangi waktu tidurnya. Lalu kelompok ini diminta untuk mendaki bukit tinggi dan ditanyakan kira kira berapa terjal kah bukit ini. Kelompok yang kurang tidur menilai bukit terjal memiliki kemiringan 25-30 derajat dan sangat menyakitkan untuk didaki.Sementara kelompok lain yang memiliki istirahat yang cukup menilai kemiringan bukit hanya 5 derajat saja dan dapat dengan mudah mendaki bukit.Ketika kita stress kita menjadi semakin sensitif terhadap ancaman yang ada, terlepas apakah ancaman itu benar atau halusinasi. Dalam kata lain stress membuat kita parno. Jadi sangatlah penting untuk menjaga tingkat energi kita dengan bersedia untuk istirahat pada saat batin kita dalam kondisi tertekan atau stress.
  5. Latih pikiran kita untuk cari peluang bukan masalah.
    Fenomena Baader-Meinhof, atau efek Baader-Meinhof, adalah saat kesadaran kita akan sesuatu meningkat membuat kita percaya itu benar-benar terjadi lebih banyak meskipun mungkin kenyataanya tidak.Contohnya kita baru saja membeli mobil merek A, tiba tiba kita menjadi sadar bahwaDimana mana ada banyak mobil merek A padahal sebelumnya kita tidak berfikir demikian.Demikian juga dengan pikiran kita, pada saat kita kena masalah otak kita menjadi hiper-sensitif dan mulai mencari cari kondisi dimana masalah bisa terulang lagi. Kondisi ini tidak jelek dalam jangka waktu pendek namun menjadi masalah pada periode waktu yang berkepanjangan.

    Kondisi sebaliknya berlaku juga, jika kita melatih otak kita untuk melihat peluang yang bisa terjadi disekeliling kita maka kita akan melihatnya.

Jadi daripada fokus pada masalah dan melihat banyak potensi masalah di sekeliling kita lebih baik kita fokus pada peluang dan melihat banyak hal yang bisa menjadi peluang untuk kita garap.

Jadi makin pintar usaha sendiri

Gratis berlangganan newsletter yang kami kirimkan 1 minggu sekali berisi berbagai informasi dan tips usaha sendiri.